Oleh: Cepy
Suherman
Salah satu
pencapaian tertinggi sebuah perusahaan dalam dunia bisnis adalah ketika ia
mampu menjual sebagian sahamnya kepada publik. Namun tidak semua perusahaan
bisa melakukan hal ini. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
perusahaan menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Salah satunya yaitu harus
memiliki kinerja yang baik selama beberapa tahun sebelum proses go public dilakukan.
Mengenal Initial
Public Offering
Istilah Initial Public Offering (IPO) mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan para investor pasar modal. IPO adalah suatu kegiatan di mana perusahaan menawarkan sebagian sahamnya kepada masyarakat untuk pertama kali. IPO sering disebut juga sebagai penawaran saham perdana. Sementara perusahaan yang melakukan IPO biasanya disebut dengan perusahaan go public.
swaritadvisors.com |
Alasan utama perusahaan melakukan IPO adalah untuk mendapatkan tambahan modal. Modal tersebut bisa digunakan untuk membayar utang, dan juga bisa untuk mendanai ekspansi usaha agar perusahaan bisa terus tumbuh dan berkembang.
Perusahaan
yang ingin membuka cabang baru, pabrik baru, membeli peralatan baru, atau
menciptakan produk baru, tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Suntikan dana dari para investor akan membantu ekspansi perusahaan berkembang
lebih pesat, dibandingkan menggunakan dana internal semata yang jumlahnya
terbatas.
Sebenarnya
ada cara lain yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal.
Misalnya dengan mengeluarkan obligasi (surat utang) atau meminjam uang dari
bank. Namun cara ini membuat perusahaan memiliki kewajiban dan harus membayar
beban bunga pinjaman.
i2.cdn.turner.com |
Motivasi lain mengapa perusahaan melakukan IPO adalah agar ia bisa lebih banyak disorot oleh media. Ketika perusahaan memiliki kinerja yang baik, maka sorotan media dapat menjadi salah satu alat marketing secara tidak langsung bagi perusahaan. Jadi semakin banyak orang mengenal perusahaan tersebut, mereka akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut bisa naik.
Mekanisme IPO
Sebelum
melakukan proses IPO, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi calon
emiten. Misalnya harus memiliki aset minimal sebesar Rp100 miliar setelah
dikurangi beban pajak untuk bisa mencatatkan sahamnya di papan utama. Dengan
syarat tersebut, BEI akan menilai bahwa perusahaan yang hendak IPO memang
benar-benar bukan perusahaan baru, namun perusahaan yang telah berhasil berkembang
dan mampu mengelola aset dengan baik.
Calon
emiten juga perlu melaporkan laporan keuangannya sebagai penjelasan terkait
kinerja perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Contoh laporan keuangan yang
disampaikan antara lain laporan laba/rugi, laporan neraca, dan arus kas (cashflow). Hal tersebut sangat penting
bagi calon investor untuk menilai apakah saham perusahaan tersebut layak dibeli
atau tidak.
swissfinanciers.com |
Di samping itu yang juga tidak kalah penting adalah perusahaan harus menginformasikan mengenai struktur organisasi perusahaan. Bila perlu, perusahaan mencantumkan struktur organisasinya dalam situs resmi perusahaan, sehingga dapat memudahkan calon investor untuk mencari tahu mengenai tim manajemen dan jajaran direksi.
Setelah
semua persyaratan terpenuhi, barulah perusahaan memulai proses IPO. Terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan perusahaan agar menjadi perusahaan go public. Berikut langkah-langkahnya.
1)
Due Diligence Meeting
Langkah pertama dalam proses IPO
adalah melakukan Due Diligence Meeting.
Pada pertemuan ini seluruh pemegang saham bersama perusahaan sekuritas, penilai
aset perusahaan, konsultan hukum, dan auditor mendiskusikan mengenai rencana
perusahaan melakukan IPO.
www.investmentexecutive.com |
Perusahaan kemudian menunjuk pihak underwriter yang akan membantu perusahaan dalam proses IPO. Pihak underwriter harus memastikan bahwa semua persyaratan telah dipenuhi perusahaan, misalnya dengan menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan seperti dokumen korporasi, dokumen perizinan, dokumen terkait aset perusahaan, dan dokumen pendukung lainnya.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, underwriter kemudian akan membantu perusahaan untuk pembuatan proposal dan valuasi, serta menentukan jenis sekuritas apa yang paling baik untuk dikeluarkan. Selain itu, underwriter juga membantu perusahaan menentukan harga jual saham agar bisa meraih hasil yang optimal.
2)
Public Expose dan Roadshow
Proses kedua adalah public expose dan roadshow. Pada tahap ini akan diperkenalkan saham IPO suatu
perusahaan kepada masyarakat luas bahwasannya perusahaan tersebut hendak
menjual sahamnya ke publik. Di sini perusahaan akan melakukan presentasi
terkait prediksi perkembangan dan juga pertumbuhan suatu perusahaan di masa
depan kepada calon investor. Presentasi tersebut dapat dilakukan di banyak
tempat dan kepada siapa saja, termasuk investor asing.
cdn0-production-images-kly.akamaized.net |
3)
Book Building
Setelah melakukan public expose dan roadshow, maka akan mulai terlihat minat para investor terhadap penawaran saham IPO perusahaan tersebut. Perusahaan akan memberikan penawaran terutama kepada investor memiliki minat tinggi untuk membeli saham.
Penawaran saham kepada calon investor ini diiringi dengan penerbitan Prospektus Awal yang berisikan keterbukaan informasi terkait calon emiten. Bagi calon investor yang tertarik untuk memiliki saham tersebut, dapat memesan pada masa pemesanan awal ini. Caranya yaitu dengan melakukan pemesanan kepada perusahaan sekuritas yang menjadi underwriter atau kepada perusahaan sekuritas yang menjadi Penjamin Emisi Efek. Pemesanan saham tersebut diikuti dengan penyetoran sejumlah dana sebagai jaminan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh Penjamin Emisi Efek.
www.mncsekuritas.id |
Pada tahap book building ini, jika jumlah saham yang dipesan lebih banyak dibanding dengan jumlah saham yang ditawarkan, kondisi ini dikenal juga dengan oversubscribed. Jika banyak investor yang berminat dengan saham tersebut, tentunya nilai sahamnya pun akan cenderung meningkat. Sebaliknya, jika ternyata peminat saham hanya sedikit, maka nilai sahamnya akan menurun dan menjadi lebih murah. Kondisi ini dikenal juga dengan undersubscribed.
4)
Price Listing
Langkah terakhir adalah menentukan
harga akhir saham IPO. Penentuan harga jual saham ini didasarkan pada
ketersediaan saham dan jumlah pemesanan. Perusahaan sekuritas menjadi
penanggung jawab dalam penentuan harga jual saham, namun tetap dengan
persetujuan perusahaan.
www.investopaper.com |
Lalu muncul pertanyaan, apakah investor akan mendapatkan jumlah saham sesuai dengan yang mereka pesan? Nah, ini yang menarik. Tidak selamanya investor dapat menerima jumlah saham sesuai dengan yang mereka pesan. Jika terjadi oversubscribed, maka akan dilakukan alokasi atau penjatahan untuk setiap calon investor. Tujuannya agar seluruh pihak yang memesan mendapatkan bagiannya sesuai dengan porsi pemesanannya.
Sebaliknya, jika terjadi undersubscribed, maka perusahaan sekuritas akan bertanggung jawab menyerap saham yang tidak terjual, sesuai dengan perjanjian awal dengan perusahaan go public tersebut.
Untung Rugi Membeli Saham IPO
Banyak investor yang mengincar saham
IPO demi memperoleh keuntungan yang tinggi. Pasalnya banyak saham IPO yang
harganya melejit saat pertama kali diperdagangkan. Saham IPO bahkan bisa
terkena auto rejection atas (ARA) akibat
kenaikan harga yang kelewat tinggi.
Ada fenomena di pasar modal yang menyatakan bahwa saham perusahaan IPO “pasti naik”. Hal ini bisa jadi benar jika perusahaan yang go public tersebut memiliki kinerja yang bagus. Namun data historis menunjukkan bahwa tidak sedikit saham yang nilainya justru turun di hari pertama perdagangan.
www.investopedia.com |
Dalam jangka pendek, pembelian saham IPO bisa sangat menguntungkan. Hal ini karena harga di pasar sekunder rata-rata lebih tinggi dibandingkan IPO. Situasi seperti ini dikenal juga dengan underpricing, di mana harga penutupan bursa lebih tinggi dibanding harga IPO.
Namun, investor kawakan Warren Buffet justru tidak pernah membeli saham IPO. Ia menilai bahwa saham IPO itu belum teruji di pasar saham. Sulit bagi investor untuk melihat kinerja fundamental sesungguhnya. Namun bagi kamu yang ingin membeli saham IPO, kemampuan menganalisis pasar dengan teliti dan jeli dapat menjadi modal penting untuk bisa menghaasilkan cuan meski dalam waktu singkat.
Komentar
Posting Komentar