Oleh: Cepy Suherman
Mempelajari pasar modal, tentu tidak akan lepas dari
berbagai macam konsep dan teori yang terus dikembangkan. Salah satu “penemuan”
terbesar di bidang keuangan (khususnya pasar modal) yaitu dikemukakannya sebuah
hipotesis tentang pasar yang efisien (Efficient
Market Hypothesis). Apakah kamu pernah mendengar hipotesis ini?
tradebrains.in |
Dari sekian banyak teori keuangan, hipotesis pasar efisien
dianggap sebagai salah satu teori paling penting yang wajib diketahui semua
pelaku pasar modal. Konsepnya yang menarik, telah menjadikan teori ini
mendapatkan perhatian yang luar biasa dan terus-menerus diuji di hampir seluruh
pasar modal di dunia hingga sekarang. Penasaran, seperti apa hipotesis ini? Yuk
kita simak penjelasan berikut ini.
Mengenal
Efficient Market Hypothesis (EMH)
Efficient Market Hypothesis (EMH) pertama kali dikembangkan dari
sebuah disertasi seorang ahli keuangan bernama Eugene Fama pada 1960-an, yang
kemudian diperkenalkan secara luas melalui buku yang ditulisnya pula yang
berjudul “Efficient Capital Markets: A
Review of Theory and Empirical Work” pada tahun 1970.
twitter.com/nobelprize |
Hipotesis ini menjelaskan
bahwa harga sebuah aset (misalnya saham) merefleksikan semua informasi yang
ada. Artinya harga saham akan selalu diperjualbelikan pada harga wajarnya (fair value). Implikasinya adalah bahwa
seorang investor tidak mungkin dapat secara konsisten “mengalahkan pasar (beat the market)” dan memperoleh return yang jauh melampaui rata-rata
pasar.
Menurut hipotesis yang
dikemukakan Fama ini, seorang investor bisa saja secara beruntung membeli saham
yang memberikan keuntungan besar dalam jangka pendek. Namun dalam jangka
panjang, investor tersebut tidak akan bisa memperoleh return yang jauh melampaui return
yang diperoleh pasar secara rata-rata.
Terdapat beberapa asumsi yang
harus dipenuhi dalam hipotesis ini, yaitu adanya biaya transaksi yang rendah
dan tidak ada satu pun pelaku pasar yang cukup kuat dapat mempengaruhi harga
saham secara permanen. Selain itu, segala informasi yang dapat mempengaruhi
harga saham haruslah tersedia secara luas dan dapat diakses semua orang. Bahkan
sesama investor pun dapat dengan leluasa saling bertukar informasi.
depositphotos.com |
Sesaat
setelah informasi diterima, investor akan segera bereaksi. Hal ini menyebabkan
harga saham segera melakukan penyesuaian. Perubahan harga yang terjadi pun bersifat
independen, dan tidak terpengaruh oleh harga yang lain dan bergerak dalam
bentuk acak (random walk). Bahkan
perubahan harga hari ini tidak terpengaruh oleh harga kemarin, melainkan oleh
informasi yang baru diterima di pasar. Jika kondisi demikian bisa dipenuhi,
maka bisa terwujudlah sebuah kondisi pasar yang efisien.
Variasi
Bentuk Pasar yang Efisien
Terdapat tiga variasi bentuk pasar
yang efisien, yaitu dalam bentuk lemah, semi kuat, dan kuat. Ketiga bentuk
tersebut merefleksikan tiga perbedaan dalam tingkatan efisiensi pasar, yang
kemudian memiliki implikasi berbeda pula terhadap perilaku pasar.
1. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form of The Efficient Market Hypothesis)
Pasar efisien bentuk lemah sering dikaitkan dengan random walk theory, yang menyatakan
bahwa pergerakan harga saham bersifat acak (random)
dan tidak bisa diprediksi. Harga saham di masa lampau serta arah harga saham
atau pasar secara keseluruhan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk meramal
pergerakan harga saham di masa datang.
bloomberg |
Konsep mengenai pasar efisien bentuk lemah dengan sangat
jelas dijabarkan oleh seorang profesor ekonomi dari Princeton University
bernama Burton G. Malkiel pada 1973 dalam bukunya yang berjudul “A Random Walk Down Wall Street”. Prinsip
dasar dalam pasar efisien bentuk lemah ini adalah karena harga saham itu
bergerak secara acak, maka akan sangat sulit untuk menentukan pola harga (price patterns) dan memperoleh
keuntungan dari pergerakan harga tersebut.
Pada pasar yang sahamnya bergerak acak, maka analisa
teknikal dianggap tidak akurat. Sebaliknya, analisa fundamental dapat
menyediakan informasi dan membantu investor memperoleh keuntungan di atas
rata-rata dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang, analisa fundamental pun
dianggap tidak akurat karena menghasilkan return
yang tidak lebih tinggi dari rata-rata pasar.
2. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi Kuat (Semi-Strong Form of The Efficient Market
Hypothesis)
Menurut hipotesis ini, harga saham merupakan cerminan dari
semua informasi publik yang relevan. Harga saham saat ini selain mencerminkan
harga saham historis, juga mencerminkan informasi yang ada di pasar, termasuk
di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan seperti peraturan
keuangan, perpajakan, suku bunga, beta saham, termasuk rating perusahaan.
raincatcher.com |
Berbeda halnya dengan hipotesis pasar efisien bentuk lemah,
pendukung hipotesis pasar efisien bentuk semi kuat berpandangan bahwa investor
dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap
informasi publik yang tersedia di pasar. Dalam melakukan pengamatan atas suatu
saham, investor dapat memanfaatkan analisa teknikal dan fundamental untuk
memperoleh return di atas rata-rata
pasar.
Dengan analisa fundamental misalnya, investor dapat
mengidentifikasi sebuah saham melalui data atau informasi akuntansi (laporan
keuangan) mengenai kondisi salah harga (mispriced).
Investor dapat membeli saham-saham yang dianggap sudah undervalue. Strategi inilah yang kerap digunakan Warren Buffet
dalam menentukan saham-saham yang akan dibeli.
Seeking Alpha |
3. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong Form of The Efficient Market
Hypothesis)
Pasar efisien bentuk kuat merupakan pasar dengan efisiensi
tertinggi. Dalam pasar ini harga saham merefleksikan semua informasi, baik yang
dipublikasikan (public information)
maupun yang tidak dipublikasikan (private
information).
Pergerakan harga saham pada pasar efisien bentuk kuat
ditentukan semua informasi historis yang relevan, informasi yang beredar di
publik, termasuk informasi yang hanya diketahui beberapa pihak saja (insider information), misalnya
manajemen, dewan direksi, dan kreditor.
youtube |
Dalam pasar efisien yang tidak kuat, penggunaan insider information dapat membantu
investor mendapatkan abnormal returns.
Namun hal tersebut tidak berlaku pada pasar efisien bentuk kuat yang memiliki
tingkat efisiensi paling ketat. Tindakan melakukan perdagangan dengan orang
dalam (insider trading) dipercaya
tidak akan menghasilkan abnormal returns
bagi investor.
Perlu kamu ketahui bahwa perdagangan dengan menggunakan
informasi orang dalam (insider trading)
tidak dibenarkan dalam aktivitas trading
di Bursa Efek Indonesia. Hal ini karena insider
trading merupakan praktek trading
yang tidak adil, di mana investor memiliki informasi “rahasia” dari orang dalam
perusahaan terkait, namun tidak disebarluaskan ke semua orang.
Biznews |
Burton G. Malkiel, orang di balik hipotesis pasar efisien
bentuk kuat, menyatakan bahwa prediksi harga, analisa teknikal, dan pandangan
dari para penasihat keuangan “tidaklah berguna”. Cara terbaik untuk
memaksimalkan laba adalah dengan mengikuti buy
and hold strategy.
Kritik terhadap Efficient Market Hypothesis
Dalam hipotesis pasar efisien setiap investor diasumsikan bertindak
secara rasional. Namun pada kenyataannya investor justru kerap bertindak
irasional sehingga muncul beberapa anomali di pasar modal. Salah satu teori
yang mengkritik hipotesis pasar efisien adalah Behavioral Finance.
Behavioral finance
memberikan pendekatan yang berbeda dengan mengkolaborasikan bidang keuangan
dengan psikologi dalam mendeteksi perilaku investor. Teori ini berupaya untuk
mengidentifikasi dan mempelajari fenomena psikologis manusia yang bekerja di
pasar keuangan, khususnya investor individual.
Verde Capital Management |
Behavioral finance
beranggapan bahwa hipotesis pasar efisien mengabaikan cara investor dalam
membuat keputusan. Asumsi dasar dalam behavioral
finance adalah orang tidak selalu menafsirkan dan memahami informasi dengan
benar dan karena itu membuat salah perhitungan mengenai keuntungan masa
mendatang.
Banyak fenomena empiris yang menunjukkan adanya salah tafsir
oleh investor. Mereka terkadang terlalu yakin pada kemampuan mereka sendiri.
Akibatnya muncullah kesalahan-kesalahan perhitungan karena terlalu banyak
menerima informasi dari masa lalu dan peristiwa-peristiwa yang baru.
Perdebatan antara perilaku rasional pada EMH dan irasional
pada behavioral finance masih terus
berlanjut. Keduanya mengklaim bahwa teorinya paling akurat dalam menjelaskan
fenomena perilaku pasar. Pokok permasalahannya adalah justifikasi apakah
perilaku investor itu rasional ataukah justru tidak rasional.
Axis MF |
Meski banyak ditemukan anomali di pasar, bukan berarti kita
harus meninggalkan hipotesis pasar efisien hanya untuk sebuah behavioral finance. Keduanya memiliki
argumen dan bukti empiris yang kuat. Pada kenyataannya, tidak ada investor yang
mengambil keputusan secara rasional penuh, atau sebaliknya irasional secara
penuh.
Komentar
Posting Komentar