Oleh: Cepy Suherman
Bagi kamu yang familiar dengan pasar modal, pasti sudah
tidak asing lagi dengan produk investasi seperti saham, obligasi, ataupun
reksadana. Produk-produk investasi tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Namun ada satu produk investasi yang cukup unik, dan mungkin
belum diketahui banyak orang. Namanya Exchange
Traded Fund (ETF).
Bloomberg |
Saham + Reksadana = ETF
Pilihan produk investasi pasar modal kini semakin
beragam. Salah satu produk yang layak dipilih adalah ETF. Seperti apa sih ETF
itu? Sebenarnya ETF adalah produk reksadana. Tapi berbeda dengan reksadana
biasa, ETF dapat diperdagangkan di bursa efek seperti halnya saham.
ETF pada dasarnya adalah reksadana berbentuk kontrak
investasi kolektif. Sama seperti reksadana pada umumnya, ETF ini juga dikelola
oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Hanya saja unit penyertaan ETF dapat
diperdagangkan pada jam perdagangan bursa.
imoney.my |
ETF memiliki sifat seperti saham dalam hal transaksi jual
beli, serta memiliki unsur reksadana dalam hal pengelolaan dana. Namun
demikian, ada beberapa hal yang membedakan antara ETF dengan reksadana.
1. Perdagangan
reksadana dilakukan via Manajer Investasi atau Agen Penjual Reksadana.
Sementara ETF diperjualbelikan via Dealer Partisipan di Pasar Primer atau via
Broker di Pasar Sekunder.
2. Minimum
pembelian reksadana adalah sebesar 1 unit, sementara ETF 1 lot atau 100 unit
(khususnya di pasar sekunder).
3. Biaya
pembelian dan penjualan kembali reksadana antara 1% - 3% (tergantung Manajer
Investasinya). Sementara biaya transaksi ETF sesuai dengan biaya komisi broker
(broker fee).
4. Perhitungan
Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) reksadana dilakukan satu kali
setelah penutupan jam perdagangan di BEI. Sementara perhitungan NAB/UP ETF
dilakukan setiap saat selama jam perdagangan BEI.
5. Penyelesaian
transaksi (settlement) reksadana
dilakukan tujuh hari setelah transaksi dilakukan (T+7). Sementara penyelesaian
transaksi ETF dilakukan dua hari setelah transaksi dilakukan (T+2).
Apa Keuntungan Berinvestasi ETF?
1. Berinvestasi
ETF Lebih Efisien
Membeli satu unit penyertaan ETF bisa lebih efisien ketimbang
membeli banyak jenis saham. Mengapa demikian? Karena dengan membeli satu unit
penyertaan ETF, secara tidak langsung kamu akan memiliki seluruh saham yang
terdapat pada indeks acuan yang menjadi aset dasar (underlying) di ETF tersebut.
Misalnya kamu membeli unit penyertaan ETF yang underlying asset-nya adalah LQ45. Dengan
membeli unit penyertaan ETF tersebut, kamu otomatis memiliki seluruh saham
pembentuk LQ45 secara proporsional.
Indopremier |
Bandingkan jika kamu membeli seluruh saham yang ada dalam
kelompok LQ45. Berapa banyak uang yang mesti disiapkan? Lumayan banyak, bukan?
Belum lagi memiliki saham dalam jumlah banyak, tentu diperlukan waktu dan
energi ekstra untuk memantau perubahan harganya satu persatu.
2. Pengawasan
Lebih Transparan
Keuntungan lain dari investasi ETF adalah lebih
transparan. Instrumen dalam portofolio ETF dapat diakses secara bebas (kapan
dan di manapun) oleh investor. Bahkan NAB dipublikasikan oleh Dealer Partisipan
beberapa kali dalam satu menit.
3. Berinvestasi
ETF Lebih Fleksibel
Unit penyertaan ETF dapat dibeli dan dijual kapanpun
selama jam perdagangan seperti layaknya saham. Artinya, kamu dapat membeli unit
penyertaan ETF di pagi hari dan menjualnya kembali di sore hari.
IpotIndonesia.com |
Bandingkan dengan reksadana biasa, di mana kamu hanya
dapat bertransaksi satu kali dalam sehari. Biasanya jika kamu ingin membeli
unit reksadana pada harga hari ini, maka kamu harus membeli unit tersebut
sebelum waktu cut-off yang telah
ditetapkan menurut peraturan yang berlaku (pukul 13.00 WIB).
Lalu Apa Kekurangan Berinvestasi ETF?
ETF memang memiliki banyak keunggulan dibanding reksadana
biasa. Tapi bukan berarti ETF tidak memiliki kekurangan. Beberapa di antaranya
yaitu:
1. ETF
rawan terhadap fluktuasi harga saham akibat adanya perubahan kondisi ekonomi
dan politik.
e-Manual IPOT |
2. ETF
pada umumnya bersifat pasif (dikelola berdasarkan indeks), sehingga imbal
hasilnya bisa saja lebih kecil dari reksadana biasa yang umumnya dikelola
secara aktif oleh Manajer Investasi.
3. Adanya
risiko pajak capital gain. Maksudnya
adalah jika kamu menjual unit penyertaan ETF kepada investor lainnya, maka kamu
wajib membayar pajak capital gain
sebesar 0,1% dari nilai transaksinya, meskipun kamu dalam posisi merugi pada
transaksi ini.
Berbeda halnya dengan
reksadana biasa. Ketika kamu menjual reksadana kepada Manajer Investasi, maka
kamu tidak akan dikenakan biaya pajak apapun.
4. Perdagangan
ETF di Indonesia belum terlalu ramai lantaran jumlah Manajer Investasi yang
mengelola instrumen ini masih sedikit. Akibatnya, risiko likuiditas dari
investasi ETF menjadi cukup tinggi.
Kumparan |
Likuiditas biasanya diukur
dari volume transaksi ETF yang diperdagangkan per hari. ETF yang sedikit sekali
diperdagangkan dianggap tidak likuid dan mempunyai selisih harga (spread) dan volatilitas yang tinggi.
Beberapa ETF baru yang umumnya
belum banyak dikenal biasanya memiliki aktivitas perdagangan yang minim,
sehingga sangat tidak likuid. Hal ini pun dapat terjadi pada ETF yang mengikuti
indeks yang tidak populer.
navigator.mwarburg.de |
Nah, sekarang sudah ada sedikit pencerahan kan mengenai
apa itu ETF? Intinya apapun pilihan produk investasinya, semua dikembalikan
lagi padamu. Paling tidak kamu tahu bahwa ada instrumen investasi alternatif
yang layak dicoba (atau bahkan dikoleksi) selain saham dan reksadana. Semoga informasi yang terbatas ini dapat
menjadikan bahan pertimbangan bagi kamu dalam memilih produk investasi secara
tepat.
Komentar
Posting Komentar