Oleh: Cepy Suherman
Buat kamu yang pernah belajar matematika (pasti pernah
donk) tentu sudah tidak asing lagi dengan materi Deret Fibonacci. Materi yang
pernah diajarkan saat kita SMP ini ternyata dipakai di berbagai bidang
pekerjaan, termasuk pekerjaan di dunia pasar finansial (saham, forex, dan
sebagainya). Tapi sebelum membahas penggunaan fibonacci dalam dunia finansial,
ayo kita ingat kembali seperti apa deret fibonacci itu.
CoinDesk |
Sekilas tentang Deret Bilangan Fibonacci
Deret bilangan fibonacci pertama kali ditemukan oleh ahli
matematika asal India, Gopala Chandra. Saat itu ia dihadapkan pada permasalahan
bagaimana mendistribusikan barang secara cepat dengan menggunakan kantung agar
distribusi bisa lebih efektif.
Deret bilangan fibonacci kemudian dipaparkan lebih lanjut
oleh seorang matematikawan Italia bernama Leonardo Da Pisa (1175 – 1250) dalam
bukunya yang berjudul “Liber Abaci (Book
of Calculation)”. Sejawaran Prancis, Guillaume Libri, memberinya panggilan
akrab “Fibonacci” yang merupakan kependekan dari “filius Bonacci” (anak dari Bonacci) karena ayahnya bernama
Guglielmo Bonacci.
Deret bilangan fibonacci adalah serangkaian deret angka
sederhana dengan rangkaian 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ... dan
seterusnya. Deret angka ini diperoleh dari menjumlahkan angka 1 + 1 = 2,
kemudian menjumlah 2 + 3 = 5; 3 + 5 = 8; 5 + 8 = 13, dan seterusnya. Jadi,
dapat dikatakan deret bilangan fibonacci adalah sebuah barisan angka di mana
suku berikutnya pada barisan tersebut adalah hasil penjumlahan dua suku
sebelumnya.
Fakta Menarik
Deret Bilangan Fibonacci
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan deret bilangan fibonacci.
Bahkan pada awalnya para ilmuwan menganggap bahwa deret angka ini hanya sebuah
teka-teki matematika biasa. Namun pada abad ke-19 Eduard Lucas menyadari
ternyata banyak hal unik yang tersimpan dalam deret bilangan ini. Apa saja
keunikannya, yuk kita bahas satu persatu.
1. Rasio
Emas “Golden Ratio”
Keunikan paling terkenal dari
deret bilangan fibonacci adalah adanya golden
ratio (rasio emas). Apa itu golden
ratio?
Tadi kita sudah bahas mengenai
rangkaian bilangan pada deret fibonacci. Nah, jika kita bagi salah satu angka
dengan angka setelahnya, maka hasil yang didapatkan adalah nilai desimal 0,618
(dengan pembulatan). Berikut penjelasannya:
2 : 3 = 0,667
3 : 5 = 0,600
5 : 8 = 0,625
8 : 13 = 0,615
13 : 21 = 0,619
21 : 34 = 0,618
34 : 55 = 0,618
55 : 89 = 0,618
89 : 144 = 0,618 dan seterusnya
3 : 2 = 1,500
5 : 3 = 1,667
8 : 5 = 1,600
13 : 8 = 1,625
21 : 13 = 1,615
34 : 21 = 1,619
55 : 34 = 1,618
89 : 55 = 1,618
144 : 89 = 1,618 dan seterusnya
Kalau kita lihat, pembagian
dari angka seterusnya akan menghasilkan angka desimal yang sama, itulah yang
disebut dengan golden ration (rasio emas), yaitu 0,618 dan 1,618. Dan yang
mencengangkan adalah rasio emas ini muncul secara nyata di alam. Banyak ilmuwan
yang meneliti kesesuaian rasio emas ini dengan hal-hal di alam semesta ini.
2. Digunakan
dalam Menjelaskan Fenomena Alam
Rasio emas ternyata banyak
dipakai ilmuwan untuk menjelaskan fenomena alam, antara lain sebagai berikut.
a. Rasio
emas ternyata memiliki kesesuaian dengan komposisi tubuh manusia. Misalnya
hasil riset menyatakan bahwa jika panjang wajah kemudian dibagi dengan lebar
wajah hasilnya adalah 1,618.
b. Perbandingan
jarak antara pusar hingga telapak kaki dengan tinggi seseorang adalah 1,618.
c. Pola
yang menyusun biji bunga matahari mulai dari pusat bunga hingga bagian
terluarnya mengikuti susunan golden ratio.
d. Struktur
serpihan salju yang jika diperhatikan dengan alat bantu mikroskop akan terlihat
pola penyusun yang mengikuti golden ratio.
e. Rasio
emas juga ada di cangkang kerang laut. Cangkang-cangkang kebanyakan molusca
tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik. Dan masih banyak lagi.
Penggunaan
Fibonacci di Dunia Finansial
Golden ratio pada
deret fibonacci merepresentasikan harmoni yang membuat sesuatu menjadi lebih
indah. Karena “kehebatannya” inilah kemudian fibonacci digunakan sebagai alat
analisis di dunia finansial terutama trading.
Menurut banyak analis, penggunaan fibonacci dalam trading ini memang cukup berguna. Bahkan
tool analisis fibonacci tersedia di
hampir semua perangkat trading. Mulai
dari trader baru hingga yang berpengalaman, banyak yang menggunakan fibonacci
baik sebagai alat analisis utama maupun sekadar tambahan.
Dalam perangkat trading, tool fibonacci memiliki banyak varian, antara lain Fibonacci Retracement, Fibonacci Expansion, Fibonacci Time Zone, Fibonacci Arc, dan Fibonacci Fan. Setiap tool tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Namun untuk pemula biasanya yang banyak dipakai adalah Fibonacci Retracement, karena dianggap paling sederhana dan populer.
Fibonacci retracement umumnya digunakan untuk menganalisis
pergerakan harga. Alat analisis ini akan membantu seorang trader ataupun
investor untuk menentukan pada harga berapa dan kapan waktu yang tepat untuk
masuk ke pasar. Namun penggunaannya memerlukan pengukuran tersendiri. Hasilnya
memang subjektif dan dapat berbeda untuk tiap trader, tergantung titik-titik yang diambil trader untuk
dijadikan patokan penarikan garis-garis fibonacci.
Secara bahasa, retracement
dapat diartikan sebagai pembalikan tren sementara, yang berlawanan dengan tren
utama yang ada saat ini. Sesuai dengan namanya, fibonacci retracement mengkaji
tentang koreksi atau pembalikan arah sementara (retrace) dari sebuah tren, lalu mengukur titik-titik pembalikan tren
dalam suatu grafik saham atau forex. Nah, berdasarkan definisi tersebut, maka
titik 0% (titik pertama) harus diletakkan pada saat awal terjadinya pembalikan tren.
Dengan menghitung persentase dari retracement (yang diambil dari rasio fibonacci), maka akan didapat
level-level harga di mana kemungkinan harga akan berbalik arah. Angka-angka
yang umumnya digunakan dalam perhitungan fibonacci retracement adalah angka 38,2%;
50%; dan 61,8%. Namun jika pergerakan harga melampaui level ini, kemungkinan
akan terjadi pembalikan arah tren (reversal).
FSMNews |
Perlu diketahui bahwa fibonacci retracement akan sangat berguna pada saat market berada dalam tren tertentu (trending). Idealnya seorang trader dapat memanfaatkan fibonacci retracement untuk membeli (buy) saham atau forex di level support fibonacci saat tren sedang naik. Sebaliknya, membeli saham atau forex di level resistance fibonacci saat tren sedang turun.
Fibonacci retracement sendiri sebenarnya bukanlah
indikator yang secara sendiri dapat memprediksi arah pergerakan harga. Dengan
kata lain, melakukan analisis saham atau forex hanya dengan satu tool tidaklah cukup. Dibutuhkan alat
analisis lain untuk menunjang akurasi prediksi seperti candlestick, moving average,
dan sebagainya agar diperoleh sinyal analisis yang lebih akurat.
Dan yang tidak kalah penting yaitu diperlukan pemahaman
seorang trader dalam membaca grafik dan menentukan time frame yang tepat. Salah dalam menentukan titik awal (swing low atau swing high) atau tertukar dengan titik level lain, akan membuat
hasil analisis menjadi keliru. Jadi, dibutuhkan latihan dan juga pengalaman
sehingga dapat mengasah kemampuan trader dalam menggunakannya secara tepat.
Komentar
Posting Komentar