Oleh: Cepy Suherman
"Never depend on single income, make investment to create a second source"
- Warren Buffet -
Pada suatu waktu seorang investor terkenal, Warren Buffet, pernah berkata bahwa untuk bisa sukses secara finansial, janganlah mengandalkan hanya pada satu sumber penghasilan. Apalagi jika gaji/penghasilan kita besarnya tidak seberapa. Hal tersebut tentu tidak akan membuat kita kaya dengan cepat. Carilah sumber penghasilan lainnya.
Financial Tribune |
Salah satu cara untuk memperoleh penghasilan tambahan adalah dengan berinvestasi di pasar modal, terutama berinvestasi pada instrumen saham. Mengapa saham? Karena instrumen ini menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, begitupun risikonya.
Nasihat dari salah satu orang terkaya di dunia tersebut memang bukan sekedar isapan jempol. Warren Buffet telah membuktikannya, bagaimana ia bisa menjadi begitu sangat kaya dengan banyak sumber pendapatan dari hasil investasinya. Menurut Forbes Mei 2018, kekayaan Buffet ditaksir mencapai 84 milyar dolar, atau setara dengan 1.200 trilyun rupiah!!
www.kelasinvestasi.com |
Lalu bagaimana saham dapat meningkatkan kekayaan investor? Berikut penjelasannya.
Keuntungan Berinvestasi Saham
Memiliki saham sebuah perusahaan berarti kita menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut. Jika jumlah saham yang kita miliki berjumlah sangat banyak (misalnya 5% dari saham beredar), kita bisa ikut menentukan pemimpin perusahaan dan strategi yang akan diambil perusahaan.
Karena kita menjadi salah satu pemilik perusahaan yang sahamnya kita miliki, kita berhak mendapatkan keuntungan yang dihasilkan perusahaan berupa dividen. Semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin banyak pula total dividen yang didapat.
Namun perlu diingat, tidak selamanya perusahaan membagikan dividen. Dividen hanya akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan dan mayoritas pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sepakat untuk membagikan dividen tersebut.
tribunnews.com |
Keuntungan lainnya dari investasi saham yaitu memperoleh capital gain. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih untung antara harga jual dan harga beli. Sebagian investor rela menahan sahamnya dalam jangka panjang demi memperoleh capital gain yang besar di samping memperoleh "bonus" berupa dividen. Menarik, bukan?
Potensi keuntungan dari capital gain ditambah dividen yang dibagikan tiap tahunnya tentu menjadi tambahan penghasilan yang menarik, terutama bagi kita-kita yang selama ini hanya mengandalkan gaji bulanan saja. Hasil investasi akan bertambah besar jika kita mau bersabar untuk tidak selalu menarik dividen yang kita peroleh, melainkan menginvestasikannya kembali ke modal awal. Dengan demikian di tahun berikutnya, dengan return yang sama, kita bisa mendapatkan nominal yang lebih besar. Inilah yang dikenal dengan efek compounding.
Risiko Berinvestasi Saham
Selain keuntungan yang didapatkan dari berinvestasi saham, saham juga memiliki beberapa risiko yang mesti dihadapi oleh investor. Risiko pertama yaitu capital loss. Risiko ini muncul ketika investor menderita kerugian akibat menjual saham lebih rendah dari harga belinya. Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain.
www.fool.com |
Risiko kedua yaitu investor tidak mendapat dividen. Hal ini terjadi lantaran perusahaan mengalami kerugian akibat performanya yang kurang bagus. Atau bisa juga perusahaannya untung, tetapi mayoritas pemegang saham tidak setuju untuk membagikan dividen dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, jika ingin memperoleh dividen secara rutin, berinvestasilah pada perusahaan yang memang rutin membagikan dividen setiap tahunnya selama beberapa tahun terakhir.
Risiko berikutnya yaitu suspend, maksudnya ialah diberhentikannya aktivitas perdagangan atas saham tertentu oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian, investor tidak dapat menjual sahamnya sampai status suspend tersebut dicabut.
Dan risiko yang terakhir yaitu perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan sehingga harus dibubarkan. Dalam kondisi seperti ini, hak klaim pemegang saham atas aset perusahaan mendapat prioritas terakhir. Artinya, perusahaan terlebih dahulu diwajibkan menyelesaikan seluruh utangnya kepada kreditur dan pemegang obligasi. Kemudian jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan aset perusahaan, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
www.mybankruptcy.net.au |
Keuntungan Investasi Dapat Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari, Mungkinkah?
Sebagian besar investor saham tentu memimpikan dapat mencapai kebebasan finansial melalui investasi saham yang mereka miliki. Bahkan ada yang meninggalkan pekerjaannya untuk kemudian menjadi full time investor. Ketimbang hanya menerima gaji yang "segitu-gitu" saja ditambah pekerjaan yang membosankan, tidak sedikit orang kemudian mengambil peluang untuk menggeluti saham secara serius. Tapi apakah menjadi full time investor itu menjanjikan?
ScaleUp.id |
Menjadi full time investor memang tidaklah mudah. Sebelum mulai berinvestasi, tentunya ia harus menyiapkan dana untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selama beberapa bulan ke depan. Belum lagi investor mesti menyiapakan dana darurat (emergency fund) untuk mengantisipasi hal-hal di luar dugaan. Dana-dana tersebut sifatnya adalah sudah pasti mesti dikeluarkan. Sementara return investasi sifatnya sangat tidak pasti.
Menemukan investor yang secara konsisten memperoleh profit dalam jangka panjang sangatlah sulit. Apalagi investor tersebut benar-benar hidup bergantung dari profit investasi saham. Para pakar yang mahir sekalipun umumnya masih tetap mempertahankan pekerjaan utama mereka. Mereka masih mencari penghasilan melalui penawaran jasa pelatihan investasi saham, seminar, hingga private class.
KAIO STUDIO |
Sebenarnya menjadi full time investor bukanlah sesuatu hal yang mustahil dilakukan. Hanya saja diperlukan "bekal" ilmu dan dana yang tidak sedikit. Jadi, alasan untuk tidak menjadi full time investor adalah lebih dikarenakan faktor finansial. Investor juga kerap dihadapkan dengan tuntutan harus untung terus, yang pada akhirnya menjadi tekanan mental bagi investor itu sendiri.
Oleh karenanya bagi kita yang masih awam dengan dunia investasi, sebaiknya untuk sementara tetaplah bekerja seperti biasa sambil terus-menerus belajar investasi saham. Alasan untuk tetap bekerja atau menjalankan usaha tentunya jauh lebih stabil dibanding profit dari saham. Apapun yang terjadi dengan dunia saham, paling tidak "kebutuhan dapur" tetap terjamin.
Trade Brains |
Paradigma untuk tetap mempertahankan pekerjaan utama sebenarnya justru membuat investasi jauh menjadi lebih tenang dan mudah. Itulah mengapa banyak orang yang sukses berinvestasi saham tetap sibuk menjalani rutinitas sehari-hari. Pekerjaan utama tidak dianggap sebagai penghalang, melainkan menjadi alat ampuh guna membantu kesuksesan berinvestasi.
Komentar
Posting Komentar